Asal Usul Terbentuknya Bintang
Alam semesta ini mempunyai banyak gugusan bintang atau sering disebut dengan galaxi.Galaxi merupakan kumpulan bintang, planet, dan awan gas( nebula). Planet bumi berada di Galaxi milkyway atau bima sakti. Ada milyaran bintang yang berada di galaxi milkyway. Bintang yang sudah tua biasanya mati dan kemudian meledak.
Ledakan yang dihasilkan oleh ledakan itu dapat menyebabkan awan gas di galaxi yang tenang menjadi bergerak cepat. Gas-gas itu berputar seperti cakram dan menjadi terpusat ditengah cakram. Gas tersebut berkumpul menjadi massa gas yang sengat besar yang mirip dengan gumpalan gas raksasa. Didalam gumpalan gas raksasa, gas terus bergerak dan bertabraka. Akibatnya, tekanan dan suhu gas mendi luar biasa panasnya.Suhu dan tekana yang tinggi ini menyebabkan gas saling bergabung.Proses pengganbungan gas akan menghasilkan energi panas jang sangat dahsyat. Energi panas yang dihasilkan dapat mencapai ratusan juta derajat celcius Gumpalan gas tersebut akhirnya membentuk bintang
Struktur, evolusi, dan nasib akhir sebuah bintang sangat dipengaruhi oleh massanya. Selain itu, komposisi kimia juga ikut mengambil peran dalam skala yang lebih kecil.
Terbentuknya bintang menurut berbagai teori
- Teori Bing Bang
Bintang terbentuk di dalam awan molekul; yaitu sebuah daerah medium antarbintang yang luas dengan kerapatan yang tinggi (meskipun masih kurang rapat jika dibandingkan dengan sebuah vacuum chamber yang ada di Bumi). Awan ini kebanyakan terdiri dari hidrogen dengan sekitar 23–28% helium dan beberapa persen elemen berat. Komposisi elemen dalam awan ini tidak banyak berubah sejak peristiwa nukleosintesis Big Bang pada saat awal alam semesta. - Gravitasi mengambil peranan sangat penting dalam proses pembentukan bintang. Pembentukan bintang dimulai dengan ketidakstabilan gravitasi di dalam awan molekul yang dapat memiliki massa ribuan kali matahari. Ketidakstabilan ini seringkali dipicu oleh gelombang kejut dari supernova atau tumbukan antara dua galaksi. Sekali sebuah wilayah mencapai kerapatan materi yang cukup memenuhi syarat terjadinya instabilitas Jeans, awan tersebut mulai runtuh di bawah gaya gravitasinya sendiri.
- Berdasarkan syarat instabilitas Jeans, bintang tidak terbentuk sendiri-sendiri, melainkan dalam kelompok yang berasal dari suatu keruntuhan di suatu awan molekul yang besar, kemudian terpecah menjadi konglomerasi individual. Hal ini didukung oleh pengamatan dimana banyak bintang berusia sama tergabung dalam gugus atau asosiasi bintang.
- Begitu awan runtuh, akan terjadi konglomerasi individual dari debu dan gas yang padat yang disebut sebagai globula Bok. Globula Bok ini dapat memiliki massa hingga 50 kali Matahari. Runtuhnya globula membuat bertambahnya kerapatan. Pada proses ini energi gravitasi diubah menjadi energi panas sehingga temperatur meningkat. Ketika awan protobintang ini mencapai kesetimbangan hidrostatik, sebuah protobintang akan terbentuk di intinya. Bintang pra deret utama ini seringkali dikelilingi oleh piringan protoplanet. Pengerutan atau keruntuhan awan molekul ini memakan waktu hingga puluhan juta tahun. Ketika peningkatan temperatur di inti protobintang mencapai kisaran 10 juta kelvin, hidrogen di inti ‘terbakar’ menjadi helium dalam suatu reaksi termonuklir. Reaksi nuklir di dalam inti bintang menyuplai cukup energi untuk mempertahankan tekanan di pusat sehingga proses pengerutan berhenti. Protobintang kini memulai kehidupan baru sebagai bintang deret utama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar